Skip to main content

Properti Indonesia tidak Bubble , malah terbaik se-Asia





JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dengan tegas membantah potensi terjadinya penggelembungan (bubble) harga properti, sebagaimana yang diperingatkan oleh Bank Dunia. Alasannya, harga properti di Indonesia meskipun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tetap masih dapat dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, kinerja lembaga keuangan yang menyokong sektor ini pun masih tetap positif. 

Kepala Biro Humas BI Difi A Johansyah mengatakan, bubble harga properti terjadi jika harga aset mengalami koreksi, nilai agunan kredit dari rumah tangga menurun. Kemudian, efeknya memperburuk kinerja keuangan bank/lembaga keuangan.

"Jadi, tidak bubble. Yang diperingatkan Bank Dunia kemarin, karena mereka melihat adanya kenaikan harga properti secara menyeluruh di sepanjang 2012," kata Difi kepada wartawan, di Gedung BI, Jakarta, Jumat (25/4/2013).

Selain itu, tambah dia, pertumbuhan pasar properti dalam negeri juga terus didorong oleh pertumbuhan ekonomi nasional yang terus membaik. Hal ini terlihat dari survei Emerging Trends in Real Estate @ Asia Pacific 2013 oleh Urban Land Institute, New York, Amerika Serikat (AS), yang menyebut Jakarta sebagai kota yang paling diminati sebagai lokasi investasi properti paling menarik di Asia Pasifik. 

"Jakarta menempati posisi pertama untuk investasi perkantoran, ritel, dan apartemen. Sementara untuk lahan industri, Jakarta berada di posisi kedua setelah China," ujarnya. 

Berdasarkan survei tersebut juga disebutkan bahwa Indonesia memiliki nilai properti hampir USD189 miliar atau menduduki peringkat ke-7 terhadap kontribusi nilai properti dunia, mendekati negara-negara maju seperti Brasil, Rusia, India, dan China (BRIC). (NJB)

dikutip dari : http://property.okezone.com/read/2013/04/26/471/798321/properti-ri-tak-bubble-malah-terbaik-se-asia